BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam lingkup pesantren sangatlah kenatl akan lingkup perkitaban, karena
kitab-kitab adalah sumber-sumber ilmu yang diambil dari dasar-dasar dalam
al-quran, dan dala dunia perkitaban satu komponen yang wajib di pelajariadalah
ilmu nahwu dan shorof, yang mana ilmu nahwu dan shorofitu sebagai kunci untuk
membaca dan memahami kitab-kitab, khusunya kiatb yang biasa disebut ssebagai
kitab kuning. Ilmu nahwu dan ilmu shorof itu sangatlah luas, dan terdiri dair
pembahasan-pembahasan, dan didalam makalah ini penulis akan menguraikan
mengenai suatu bab yang terdapat dalam ilmu nahwu, yakni مفعول فيه(dhorof).
مفعول فيه(Dhorof)
adalah isim yang dibaca nashob yang menunjukkan arti keterangan waktu dan
tempat. Dhorof berarti suatu isim yang menjelaskan kapan dan dimana suatu
pekerjaan dan peristiwa terjadi, seperti dalam lafadh : ذهبت يوم الجمعة atau
قمت أمام المدرسة
Dhorof itu terbagi menjadi 2, yakni ظرف رمانdan ظرف مكان yang masing-masing
memberikan keterangan waktu dan temapat. Dhorof itu juga terbagi antara mutashorrif
dan ghoiru mutashorrif yangs emuanya kan dijelaskan dalam bab kedua, beserta
dengan menjelaskan tentang hal amil-amil yang menashobkan dhorof dan
lafadh-lafadh yang dibaca nashob sebagai ganti dhorof.
Para ulama memberi julukan ilmu shorof dengan “Ummul Ulum“ yang artinya
ibunya ilmu, dan memberi julukan pada ilmu nahwu “Abul Ulum” yang artinya
ayahnya ilmu, karena keduanya untuk memahami semua ilmu agama, seperti ilmu
fiqih, usul fiqih, ilmu tauhid, ilmu tashawuf dan semua ilmu yang berbahasa
arab akan mudah memahaminya dengan lantaran kedua ilmu tersbut, shingga ada
suatu maqolah yang mengatakan “barang siapa yang tabahhur (menguasai secara
mendetail dan mendalam layaknya lautan) terhadap ilmu shorof dan ilmu nahwu,
maka orang itu akan (mampu) tabahhur dengan semua ilmu” andil yang di berikan
oleh ilmu shorof dan imu nahwu dalam menguasai ilmu-ilmu seperti orang ibu dan
ayah dalam melahirkan anak-anaknya.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas pada pembahasan makalah kali ini, khususnya pada
ilmu shorof akan di fokuskan pada :
1. Pengertian isim masdar ?
2. Wazan-wazan isim masdar ?
3. Perbedaan isim masdar dan masdar ?
4.
Pembagian masdar ?
5. Pengertian مفعول فيه
( dhorof)?
6. Macam-macam مفعول فيه (dhorof)?
7. Amil yang menashobkan مفعول فيه (Dhorof) ?
8. Dhorof Mutashorrif dan Ghoiro Mutashorrif ?
9. Lafadz – lafadz yang dibaca Nashob sebagai ganti dari dhorof ?
C.
Tujuan
Pembahasan
Mengetahui, memahami
pengertian serta pembagian isim masdar dan perbedaannya dengan masdar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masdar
Masdar adalah lafadz
yang berada pada urutan ketiga dari tashrifan fi’il[1][1] Contoh: ضرب, ىضرب, ضربا.
Lafadz-lafadz yang
menunjukkan kejadian, tidak mempunyai zaman, mengandung beberapa huruf fi’il,
dan berupa lafadz, seperti contoh : علم, علما , atau dikira-kirakan (taqdiron), contoh : قاتل, قتالا,
atau mengganti huruf yang sudah dibuang dengan huruf lain[2][2], contoh : وعد, وعدة .
B.
Pembagian Masdar
Masdar dibagi menjadi 2
:
1.
Masdar mim
2.
Masdar ghoiru mim[3][3]
a.
Masdar mim adalah masdar yang terdapat mim zaidah dsiawal kalimatnya, seperti
contoh : منصرا, منطللق, منقلبة [4][4]
adapun masdar mim itu
di fathah maim nya dngan mutlak, kecuali dari fiil bina matsal wawu , kalau
bina missal wawu di kasroh ain fiilnya.
b.
Masdar ghoiru mim adalah masdar yang tidak terdapat mim zaidah diawal
kalimatnya,
seperti contoh : اجتهادا, قرأًةً, ِمدًا
C. Wazan-wazan Masdar
1.
Wazan فَعْلٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasi dari setiap fi’il tsulasi yang muta’addi (yang membuahkan maf’ul)
secara mutlak, baik dari fi’il madliyang ‘ain fi’ilnya dibaca kasroh atau
fatha, binak shohih, mudlo’af, mahmuz, ataupun mu’tal.[5][5]
Contoh :
Dibaca fathah :ضربا ضرب
Dibaca kasroh : فهما
فهم
Bina’ Mudlo’af : وعد وعدا
2.
Wazan فَعَلٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasinya fi’il madly yang mengikuti wazan فُعِلَ dengan dikasroh ‘ain fi’ilnya yang mmpunyai ma’na lazim secara
mutlaq.[6][6]
Contoh : فرح فرحا
3.
Wazan فَعُوْلٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasinya lafadz yang fi’il madlinya mengikuti wazan فَعَلَ yang lazim
secara mutlaq dari semua bina’.[7][7]
Contoh :
Binak shohih : قعدَ قعودٌ Duduk
4.
Wazan فِعَالٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasinya lafadz yang menunjukkan arti mencegah, keengganan (tidak
patuh)[8][8]
Contoh : جَمحَ جَمَاحًا Keras
kepala
5.
Wazan فَعَلاَنٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasinya lafadz yang menunjukkan arti gerak, goncang dan bolak balik
(taqollub).
Contioh : جَالَ جَوَلاَنًا Berputar
6.
Wazan فُعَالٌ
Masdar ini menjadi
masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti wazan yang menunjukkan arti penyakit/suara.
Contoh : -Yang arti penyakit : زَكَمَ زُكَامًا Pilek
-Yang arti suara : مَعًا مُعَاءً Menggoreng
7.
Wazan فَعِيْلٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti wazan yang menunjukkan arti berjalan/bersuara.
Contoh : - Yang arti berjalan : رَحَلَ رَحِيْلَ Berangkat
- Yang arti suara
: صَهَلَ صَهِيْلَ Meringkik
8.
Wazan فُعُوْلَةٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti wazan فَعُلَ.
Contoh : سَهُلَ سَهُوْلُةٌ سَهْلٌ Mudah
9.
Wazan فَعاَلَةٌ
Wazan ini menjadi
masdar qiyasinya fi’il madli yang mengikuti wazan فَعُلَ
Contoh : جَزُلَ جَزَالَةٌ جَزِيْلٌ Agung
D.
Perbadaan Antara Masdar dan Isim Masdar
المصدر
هو اللفظ الدال على الحدث، مجردا عن الزمان، متضمّنا أحرفَ فعلهِ لفظًا، مثلُ : (( عَلِمَ عِلْمًا)) ، أو تقديرا ، مثل : ((قاتل قتالا)، أو مُعوَّضَا مما
حُذِفَ بغيره ، مثل : ((وعد عدةً))، و((سلَّمَ تَسْليْمًا).
اسم
المصدر : هو ما ساوى المصدر في الدلالة على الحدث، ولم يُساوِه في اشتماله على
جميع أحرف فعله ، بل خلتْ هيئتُهُ من بعض أحرف فعله لفظًا وتقديرا من غير عوضٍ،
وذلك مثل : ((توضّأ وضُوءً))، و((تَكَلَّمَ كلامًا )) و((أيسرَ يُسرًا)).
Masdar adalah lafazh
yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa, sepi dari zaman serta
memuat/mencakup semua huruf-huruf Fi’il-nya baik secara lafazh.[9][9]
Seperti : عِلْمًا
masdar dari lafazh عَلِمَ . atau sekira-kiranya lafazh قَاتَلَ -
قِتَالاً . atau dengan
mengantikan huruf yang dibuang seperti lafazh وَعَدَ -
عِدَةً
Isim Masdar adalah
lafazh yang menunjukkan arti pekerjaan,sepi dari zaman, namun tidak
memuat/mencakup pada semua huruf Fi’il-nya bahakan ada yang dikurangi secara
lafazh dan kira-kiranya seperti contoh : تَوَضَّا -
وُضُوْءً
E. Pengertian مفعول فيه ( dhorof)
Pengertian مفعول فيه (dhorof ) adalah :
1. Isim yang dibaca nashab yang
menunjukkan arti waktu atau tempat yang manyimpan makna فى dengan مظرع(yakni
arti فى yang terkandung pada isim tersebut tetap ada,
sekalipun hasilnya selalu berganti).[10][1]
2. اسم زمان(isim
yang menunjukkan arti waktu) atau اسم مكان(isim
yang menunjukkan arti tempat) yang dibaca nashab yang mengandung arti فىatau arti di, pada, atau di dalam dengan
مطرد (yakni arti فى
yang terkandung pada isim tersebut tetap ada sekalipun amilnya selau berganti).[11][2]
3. Isim yang dibaca nashab ayng
menunjukkan arti waktu atau tempat uang mengira ngirakan maknanya فى
.[12][3]
F. Macam-macam مفعول فيه (dhorof)
Sebagaimana yang dijelaskan pada pengertian مفعول فيه
(dhorof) yang nomor 3, مفعول فيه (dhorof) itu
terbagi menjadi 2, Yakni :
- Disebut ظرف زمان,
jika terdiri dari isim yang menunjukkan arti waktu, yang dibaca nashab
denagan mengira-ngirakan makna فى , yang artinya (pada)
atau (dalam), seperti lafadh :
Pada hari ini اليوم :
Pada malam hariالليلة :
Pagi hariغدوة :
Waktu pagi بكرة:
Waktu sahurسحرا:
Besokغدا:
Waktu subuhصباحا:
Selamanya أبدا:
Contoh :
ذهبت بوم الجمعة
ماذهب الطلبة إلى مدرستهم يوم الجمعة لأنه يوم العطلة
Keterangan : Lafadh yang bergaris bawah (يوم الجمعة) itu disebur sebagai ظرف زمان
karena menunjukkan keterangan arti waktu yang maknanya : pada hari jumat.
- Disebut ظرف مكان , jika terdiri
adri isim yang menunjukkan arti tempat yang dibaca nashab denagn mengira
ngirakan makna فى, yang artinya
(di), seperti lafadh :
Di depanأمام:
Di belakangخلف:
Di atasفوق:
Di bawahتحت:
Di sisiعد:
Di belakanوراء:
Besertaمع:
Contoh : قمت أمام المدرسة
تدربت هنا على إنشاء المقالة العربية
Keterangan : lafadh yang bergaris bawah) امام المدرسة dan (هنا itu disebut sebagai ظرف مكان karena menunjukkan arti tempat yang masing-masing
maknanya : di depan madrasah disini.
Keterangan :
اسم زمانItu bisa dibaca nashab menjadi dhorof
(baik yang مبهمmaupun yang مختص) sedangkan اسم مكانyang bisa dibaca nashob menjadi dhorof
itu hanya yang مبهم saja (seperti yang menunjukkan jihah atau arah enam dan مقدارukuran atau jarak perjalanan) dan yang
dimusytaqkan dari (اسم المكان باالضيخة) مصدر
Contoh:
a) Dari اسم زمانyang مبهم
(saya tinggal di sini sebentar) مكنت هنا الخظة
b) Dari اسم زمن yangمختصى
(Saya berpuasa hari kamis) صمت يوم اخميس
c) Dari اسم مكان yang مبهم
وضعت هذه الكتب
الدراسية فوق المكتب
(Saya meletakkan kitab-kitab pelajaran ini
di atas meja tulis)
d) Dari اسم مكان yang dimusytaqkan dari (اسم المكان باالضيخة) مصدر
نابت فاطمة الزهراء مناب أمهاتدريس اللغة العربية
(Fatimah Zahro mengganti ibunya dalam
mengajar bahasa Arab)
- Yang dimaksud dengan
اسم زمنyang مبهمadalah
seperti يوم، ليلة، لخطة dan lain-lain,
sedangkan yang dimaksud اسم زمانyang مختصىadalah isim yang menunjukkan ciri zaman atau
waktu yang ditakhsis dengan idhofah, seperti يوم
الخميسى عام الفيل يوم المرحمهdan lain-lain yang ditahsis dengan na’at
atau sifat. Seperti شهراكاملا، ايام ترخيةdan
lain-lain
Atau yang ditahsis dengan menunjukkan arti
hitungan atau bilangan seperti سوات، شهرين، يومين dan
lain-lain.
- Yang dimaksud
dengan اسم مكانyang مبهمadalah
isim yang menunjukkan arti tempat yang tidak dibatasi dan membutuhkan sesuatu
yang lain untuk menjelaskan arti yang dimaksudkan seperti: تلقاء، تحت، فوق، أمام، وراء(Yang
disebut arah enam atau الميهات اليست)) dan seperti ستر،
ميلا، بريدا، فرسخا(yang
disebut masdar atau المقادير )
G. Amil yang menashobkan مفعول فيه (Dhorof)
Yang menashobkan مفعول فيه (dhorof)
adalah فعل متصرف، مصدرatau اسم صفة (Yang keduanya
beramal seperti fi’ilnya) yang didhohirkan atau disebut atau dikira-kirakan.
Contoh: متى دهبى
إلى السوق؟ ذهبت يوم الجمعة
(Hari Jum’at, sebagai jawaban orang yang
bertanya: Kapan kamu pergi ke pasar?
Taqdirnya: saya berangkat pada hari Jum’at
Keterangan:
Amil atau yang menashobkan dhorof itu wajib
dibuang jika berada di tempat-tempat sebagai berikut:
1) Jika dhorof itu menjadi
na’at, contoh: إحتر من الذى استفر عندك
Taqdirnya: إحتر من
الذى عندك
(Saya hormati orang yang berada di sisimu)
2) Jika dhorof itu
menjadi na’at, contoh: نطرت إلى رجل عندك نظرة احترام
وإخلال
Taqdirnya: نطرت
إلى رمجل مستنعر / إستغر عندك الخ
(saya memandang orang laki-laki yang berada
pada sisimu itu dengan pandangan penghormatan dan mengagumkan)
3) Jika Dhorof menjadi
hal, contoh: لقيت التلميد عندك
Taqdirnya: لقيت
التلميد مستنعر / إستغر عندك
(Saya bertemu murid itu dalam keadaan ia
berada di sisimu)
4) Jika dhorof menjadi
khobar atau menjadi maf’ul yang asalnya itu adalah khobar contoh: عبد الله عندك
Taqdirnya: عبد
الله مستنعر / إستغر عندك
(Abdullah itu berada di sisimu)
Amil yang dibuang tersebut harus terdiri
dari Fi’il استنعر / يستغر bila dhorof tersebut menjadi shilah dan boleh dari fi’il atau
dari اسم صفةbila menjadi na’at, hal atau
khobar.
H. Dhorof Mutashorrif dan Ghoiro Mutashorrif
Isim mutashorrif
menurut adat ulama’ Mahwiyah adalah isim – isim yang diketahui menjadi dhorof
dan kadang-kadang bukan dhorof seperti: مقعد، مرمى،
مجلس
Adapun isim yang
ghoiru munshorrif adalah isim yang harus menjadi dhorof atau seperti dhorof
dari beberapa kalimat seperti: عندك سحريوم yang
mengandung arti tertentu seperti lafal: نجيناهم بسحر[14][5]
I. Lafadz – lafadz yang dibaca Nashob sebagai ganti dari dhorof
Lafadz – lafadz
yang dibaca nashob yang dijadikan sebagai pengganti dhorof selain masdar adalah
sebagai berikut:
1. Lafadz ربع، نصف، بعضى، عامة، جميع، كلdan sebagainya yang
kesemuanya itu dimudhofkan pada dhorof.
Contoh: مشيت كل
النهار
مشيت جميع النهار
2. Sifat dhorof
Contoh: وقفت
طويلامن الوقت asalnya وقفت زمانا طويلامنه
3. Isim Isyaroh
yang disifati dengan dhorof
Contoh: مشيت
هذااليوم مشيامتعباوانتبدت تلك الناحية
4. Isim adad (isim
yang menunjukkan arti bilangan atau hitungan) Yang ditamyisi dengan dhorof atau
dimudhofkan pada dhorof
Contoh: سافرت ثلاثين يوما، وسرت أربعين فرسخا
5. Lafadz-lafadz
tertentu yang dibaca nashob yang diberlakukan oleh orang arab sebagai dhorof
zaman majazi karena mengandung arti فى
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas
dapat di ketahui da di tarik kesimpulan bahwa masdar adalah lafadz-lafadz yang
menunjukkan kejadian, tidak mempunyai zaman, mengandung beberapa huruf fi’il,
dan berupa lafadz.
Adapun masdar sendiri
di bagi menjadi dua, yaitu:
1.
Masdar mim
2.
Masdar ghoiru mim
Dari beberapa
uraian yang telah dijabarkan dalam makalah ini, sekiranya untuk mempermudah,
pemahami, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yakni:
- مفعول فيه
(dhorof) adalah isim yang menjelaskan keterangan waktu dan tempat
- Hukum مفعول فيه (dhorof) itu wajib dibaca nashob
- Macam-macam مفعول فيه (dhorof) itu
terbagi antara ظرفزمانdan ظرفمكان
- Adanya lafadz – lafadz yang dibaca nashob sebagai
pengganti dari dhorof
- Saran
Alhamdulillahi Robbil
Alamin dengan brkat rahmat Alloh SWT penulisan makalhah pengertian isim masdar
dapat selesai dengan lancar.
Dalam penulisan makalah
ini pastilah terdapat banyak kekurangan . untuk itu demi kebaikan dalam hal
penulisan makalah ini pemasukan, saran, dan kritik sangat kami butuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Al-baijuri Ibrohim, Fathul
Robbul Bariyyah, Surabaya; Maktubah al-hidayah,
Al-gholayaini Musthofa,
Jami’ud Durus al-arobiyah, Juz 1, kairo; Maksaba as-syaruq ad-dauliyah,
Al-gholayani Musthofa, Jami’ud Durus Al-arobiyah,
juz 1,.
Al-gholayani Musthofa, Jami’ud
Durus Al-‘arobiyah, juz 1
Jamaluddin Muhammad, Syarah
ibnu aqil, Nadzam al-maqsud, bait : 16
Efendi, Hudi, 2009. Terjemah
Alfiyah Ibnu Malik Kelas 5, Banjaranyar: Madrasah Mu’allimin Mu’allimat
Nadwi, M. Mafthuhin Sholeh, 1986 Terjemah
Alfiyah Ibnu Malik Juz 2, Surabaya: Putra Jaya
Efendi, Hudi 2008. الا خصارفى علم النحو, Banjaranyar: Madrasah Mu’allimin Mu’allimat
Arra’ini, Syamsuddin Muhammad, 1423
H. Terjemah Muttamimah Ajjurumiyah, Surabaya: Al-Hidayah